
1. Dasar Pendirian dan Tujuan Sekolah Indonesia Nederland disingkat SIN di bawah KBRI Den Haag, secara de facto berdiri tanggal 02 Agustus 1965 ( de jure : Pengesahan: SK Mendikbud No: 048/1968; tanggal 01 Juni 1968). Sesuai SK Bersama Menlu dan Mendikbud No. 191/81/01 dan No. 0151/U 1981 tanggal 22 Januari 1981, SIN didirikan dan diselenggarakan untuk anak masyarakat warga negara Indonesia di tempat yang ada Perwakilan RI (Pasal 1), dalam rangka memberikan akses dan pelayanan pendidikan yang bermutu, kompetitif, relevan, dan berstandar internasional, tetapi tetap berkepribadian dan berbudaya Indonesia. SIN secara yuridis boleh menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah/Nasional sebagaimana sekolah negeri/ swasta di Indonesia karena sekolah Indonesia di luar negeri termasuk SIN mempunyai kedudukan yang setingkat/sejenis dengan yang ada di Indonesia (Pasal 4 Ayat 2).
2. Visi Membangun Generasi Bangsa yang:
- Beriman, Bertaqwa dan Berakhlaq Mulia
- Berilmu, Beramal, Berprestasi, dan Berkreasi
- Berbudaya, Bermartabat dan Berbudi Pekerti Luhur
- Cinta Tanah Air, Berkepribadian Indonesia dan Berwawasan Internasional
3. Misi
- Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang bermutu, relevan, kompetitif, berbudaya Indonesia dan berwawasan internasional bagi puteri-puteri Indonesia di Belanda dan Eropa;
- Memberdayakan warga sekolah dalam mewujudkan suasana kehidupan spiritual dan pergaulan sosial yang harmonis, sejuk, nyaman, toleran, saling menghargai dan saling menghormati;
- Meningkatkan kompetensi, motivasi, dedikasi, dan profesionalisme pendidik dan kualitas pelayanan pendidikan;
- Menjalin kerjasama dengan sekolah di Belanda atau sekolah internasional sebagai sarana peningkatan mutu dan daya-saing dalam globalisasi pendidikan;
- Menyelenggarakan aktivitas-aktivitas publikasi, promosi dan diplomasi budaya Indonesia bagi masyarakat Indonesia di Belanda, orang Belanda dan asing lainnya.
4. Jenjang Pendidikan dan Kurikulum
4.1. Jenjang Pendidikan Saat ini SIN menyelenggarakan program pendidikan pada jenjang pendidikan: (1). Sekolah Dasar ( SD: SK Dirjen Dikdasmen No: 018/ C/ Kep/ I 83 : AC 0501101 ; (2). Sekolah Menengah Pertama ( SMP: AC 0301201 ) ; dan (3). Sekolah Menengah Atas (SMA: AC 0201401 ) yang terdiri dari: Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
4.2. Kurikulum SIN sepenuhnya menggunakan sistem dan standar kurikulum nasional ( Kurikulum 2004, Kurikulum 2006/ KTSP) dengan muatan lokal Bahasa Inggris, Bahasa Belanda dan ICT, serta berusaha merujuk dan mengadopsi nilai tambah pada Kurikulum Berstandar Internasional.
5. Siswa dan Guru Saat ini/ per Desember 2008 siswa SIN berjumlah 46 orang dari seluruh jenjang pendidikan, dan dalam proses penerimaan calon-calon siswa baru, sehingga setiap saat jumlah siswa akan berfluktuasi. Siswa SIN terdiri dari putera-puteri diplomat KBRI di Eropa (Belanda, Belgia, Jerman, Italia, Republik Ceko, dan Prancis), putera-puteri Satgas-Yekda Korvet TNI-AL di Vlissingen, putera-puteri masyarakat Indonesia dan masyarakat lainnya di Belanda dan negara-negara Eropa yang merupakan segmen intake siswa dan sosialisasi SIN secara kontinyu. Guru SIN saat ini berjumlah 12 orang (1 Kepala Sekolah dan 11 guru) dengan jenjang pendidikan Sarjana hingga Master; dan 1 Penjaga Sekolah (concierge).
6. Fasilitas Sekolah dan Ekstrakurikuler
- SIN menempati gedung sendiri di atas lahan seluas ± 10.000 m2, milik Pemerintah Indonesia/ KBRI Den Haag yang terletak di daerah elit Belanda yaitu Wassenaar, sekitar 6 km dari kota Internasional Den Haag;
- Memiliki 12 ruang kelas, ruang komputer, ruang perpustakaan, ruang musik, ruang gamelan, kulintang, angklung, ruang guru dan administrasi; musholla, lapangan olahraga, aula, kantin, dan UKS;
- Laboratorium komputer yang terkoneksi dengan broadband wi fi/ wireless internet dan akses online lainnya;
- Laboratorium sains dan multimedia (sedang dirintis pengembangannya oleh Ditjen Mandikdasmen Depdiknas)
- Ruangan untuk laboratorium bahasa (pengadaannya juga sedang dirintis Dirjen Mandikdasmen)
- Asrama siswa (kapasitas 30 orang), di gedung terpisah ± 300 meter dari kampus SIN di kawasan elit Wassenaar;
- Kegiatan ekstrakurikuler mencakup: olahraga: bola basket, bola volley, badminton, tenis meja; musik dan seni: band, karawitan, tarian tradisional dan nasional, drama dan pementasan; internasional: partisipasi aktif dalam kegiatan tahunan THIMUN (The Hague International Model United Nations) yaitu simulasi persidangan PBB yang diperankan oleh siswa sekolah menengah dari seluruh penjuru dunia.
7. Keunggulan dan Prospek SIN sebagai Sekolah Internasional
- Untuk standarisasi nasional, sebagian besar lulusan SIN berhasil lolos dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru dan kuliah di berbagai universitas terkemuka di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, serta universitas negeri dan swasta terkemuka lainnya di Indonesia.
- Menurut standarisasi internasional, lulusan SMA SIN secara de facto sudah dianggap setara dengan lulusan VWO Belanda (gymnasium, lyceum, dan atheneum) atau International Baccalaureate (IB) sekolah internasional, karena langsung bisa diterima masuk hogescholen seperti Hogeschool Rotterdam, Hogeschool van Amsterdam, dan Haagse Hogeschool; Tehnische Universiteit van Delft, Leiden Universiteit, Vrije Universiteit Amsterdam, School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London, Vrije Universiteit Brussel, dll.;
- Sebagian mata pelajaran sudah menggunakan Bahasa Inggris dan Belanda sebagai bahasa pengantar sehingga secara umum siswa menguasai kedua bahasa asing tersebut dengan baik selain Bahasa Indonesia sebagai bahasa kebanggaan nasional;
- SIN juga sangat potensial dikembangkan sebagai basis/fasilitator/laboratorium bagi guru-guru terpilih dari Indonesia untuk mendapat pelatihan/menimba pengalaman di sekolah-sekolah Belanda dan internasional di Eropa (international teachers training laboratory) berbasis di Belanda, dan pilot project pengembangan Indonesian International School, sebagai manifestasi dari amanah rakyat melalui UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) untuk menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional di berbagai daerah di tiap jenjang;
- SIN juga telah dan terus memperluas kerjasama dan kemitraan dengan institusi pendidikan Belanda dan internasional khususnya di Den Haag yang bersifat empowering, juga dengan masyarakat dan stakeholders terkait.
8. Manajemen dan Pembiayaan SIN dikelola oleh Deplu melalui KBRI Den Haag dengan membentuk Badan Pembina Sekolah Indonesia (BPSI) sebagai penyelenggara. Berdasarkan SK Bersama Menlu dan Mendikbud No. 191/81/01 dan No. 0151/U 1981 tanggal 22 Januari 1981, pembiayaan terbesar SIN bersumber dari anggaran KBRI Den Haag; sumber pembiayaan tambahan berasal dari uang sekolah siswa, dan sumbangan orang tua siswa melalui Badan Pembina Sekolah Indonesia (BPSI), dan sejak Tahun Pelajaran 2004-2005 menerima dana blockgrant dari Depdiknas untuk peningkatan kualitas sarana, akademik, dan tenaga guru.
II. PEMBERDAYAAN SIN DAN PERLUASAN FUNGSI LAYANAN
Program Pengembangan Dalam rangka memberdayakan SIN dengan segala potensi, fasilitas dan keunggulannya, KBRI Den Haag merencanakan perluasan fungsi SIN tidak hanya sebagai pusat pendidikan tetapi juga sebagai pusat budaya Indonesia/Pusat Kebudayaan dan Pendidikan Indonesia di Belanda.
Selain itu SIN juga bisa diberdayakan sebagai “Centre of Excellence” yaitu sebagai basis/laboratorium atau pilot project bagi para guru terpilih dari Indonesia untuk mendapat pelatihan/menimba pengalaman dalam rangka perintisan dan pengembangan sekolah berstandar internasional di Indonesia sesuai amanah rakyat yang tertuang dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas ( pasal 50 ayat 3 ).
1. Pengembangan Bidang Pendidikan
1. Peningkatan Mutu Pendidikan
- Peningkatan Prestasi dan Kompetensi Siswa:
- Menambahkan pelajaran TOEFL/ TOEIC di Kelas IX s.d. XII (3 SMP s.d. 3 SMA)
- Menambahkan pelajaran Model United Nations (MUN) dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX hingga XII (3 SMP s.d. 3 SMA)
- Pendalaman materi dan intensifikasi pelajaran yang diujikan secara nasional
- THIMUN (The Hague International Model United Nations), kunjungan ke museum, dll.
- Mengikuti kompetisi akademis dan non-akademis dalam berbagai kejuaraan lokal, nasional maupun internasional.
- Mengintensifkan forum dialog dan public speaking/ Morning Speech antar siswa dan guru setiap hari sebelum jam masuk.
- Peningkatan Kinerja dan Mutu Guru:
- Pelatihan guru menggunakan aplikasi komputer, action research, pengembangan kurikulum, pelatihan Motivasi untuk Berprestasi (Achievement Motivation Training) bagi guru dan warga sekolah.
- Kolaborasi antar guru dengan sekolah mitra (partner–school) di Indonesia dan negara lain
2. Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan
- Pengadaan alat praktikum sains, multimedia dan alat peraga pendidikan lain,pengadaan buku-buku perpustakaan serta Sarana/ Prasarana standar kelembagaan seperti bendera merah putih, peta Indonesia dll.
- Pengadaan Laboratorium Bahasa dan Multimedia sebagai salah satu penunjang pencapaian visi SIN yang berstandar internasional
3. Peningkatan Kedisiplinan, Moralitas dan Budi Pekerti Luhur Siswa
- Pesantren kilat/ Pembinaan Mental Spiritual, Sholat Wajib dan Jum’ah berjamaah, Upacara Bendera dan Latihan Dasar Kepemimpinan dll.
- Mengefektifkan pelaksanaan tata-tertib sekolah melalui tauladan, pemberian penghargaan dan tindakan yang pedagogis dan edukatif.
4. Penambahan Jumlah Siswa:
- Publikasi dan promosi sekolah melalui website, pembuatan brosur, edaran dll.
- Sosialisasi/temu muka dengan tokoh masyarakat Indonesia di Belanda dan negara Eropa lainnya
5. Menuju Sekolah Multilingual
- Penggunaan Bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar dan interaksi lain ( sesuai UU No. 20/ 2003, pasal 33 ayat 3 )
- Studi komparatif ke sekolah lokal yang ada di Belanda dan sekolah internasional
6. SIN sebagai basis “Teacher Training in Europe”/Centre of Excellence
- Secara berkala pengiriman beberapa guru terseleksi dari Indonesia mengikuti training/pengalaman mengajar di SIN dan sekolah internasional lain yang ada di Belanda atau Eropa selama 3 (tiga) bulan.
- SIN Wassenaar di bawah arahan KBRI Den Haag dan Atdikbud secara teknis membantu memfasilitasi bingkai kerjasama dengan sekolah-sekolah internasional di Belanda dan Eropa sebagai persiapan Centre of Excellence.
2. Pengembangan Bidang Seni Budaya
1. Mengoptimalkan potensi dan fasilitas SIN Wassenaar dalam promosi dan diplomasi budaya Indonesia
- Pertukaran siswa dengan sekolah internasional/lokal di Den Haag dan Eropa lainnya
- Eksibisi pengenalan budaya Indonesia (tarian dan permainan nasional/daerah) ke masyarakat/ komunitas/ sekolah lokal/internasional di Belanda dan negara Eropa lainnya
- Kursus kesenian/tarian nasional/tradisional Indonesia bagi orang Indonesia, Belanda dan asing lainnya yang berminat ( Guru/ Pelatih Ahli hasil seleksi dikirim dari Depdiknas, bertugas selama 3 bulan )
- Kursus Bahasa Indonesia bagi orang Indonesia yang tinggal di Belanda/Eropa, orang Belanda dan asing lainnya yang berminat ( Guru Ahli hasil seleksi dikirim dari Depdiknas, bertugas selama 3 bulan )
2. SIN sebagai pusat aktivitas kemasyarakatan dan sosial budaya Indonesia lainnya
- Memfasilitasi seminar-seminar, workshop, konferensi dan forum-forum lain khususnya bagi masyarakat Indonesia di luar negeri ( misalnya, tempat pelaksanaan Konferensi, Silaturahmi, Paguyuban/ Organisasi Sosial Kemasyarakatan, peringatan hari besar keagamaan, local, nasional, internasional, dll. )
- Memfasilitasi pagelaran seni budaya Indonesia (misalnya pagelaran wayang kulit, tarian daerah, upacara pernikahan adat/ daerah, dll.)
0 Comments