Beliau menegaskan bahwa peraturan ini harus diikuti oleh semua sekolah. Namun, jika ada sekolah yang menjadikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran tambahan, itu merupakan persoalan lain dan akan dipertimbangkan lagi. Sekolah harus ikuti ini kalau dijadikan tambahan itu persoalan lain. Akan tetapi, untuk sekolah negeri, jelas tidak boleh," tegas Musliar.
Untuk sekolah internasional yang umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, pihaknya belum melakukan kajian mendalam. Namun, kurikulum baru ini tetap akan dirumuskan dan untuk sekolah internasional akan diatur kemudian, tetapi Kurikulum tetap dibuatkan oleh pihak Kemendikbud.
Sebagai info bahwa kurikulum untuk siswa SD (sekolah Dasar) akan dipadatkan hanya enam mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Namun, ini baru disepakati untuk siswa kelas 1-3 saja, sedangkan kelas 4-6 masih didiskusikan lagi.
Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Lody Paat mengatakan, pihak Kemendikbud harus memiliki alasan yang ilmiah dan teoretis jika berniat mencoret mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa SD. Kalau alasannya hanya karena anak usia tersebut Bahasa Indonesia masih belum mengerti, itu alasannya kurang kuat. Toh, matematika juga sudah diajarkan untuk anak SD," kata Lody, Jumat (12/10/2012). Beliau menjelaskan bahwa pengajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran harusnya tidak dipermasalahkan. Namun jika penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk semua mata pelajaran hal itu yang ditentang.
Di lain pihak dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sucipto bahwa pelajaran Bahasa Inggris sudah ada sejak tingkat SD, tapi sayangnya guru selama ini cenderung hanya menyampaikan materi kepada siswa. Imbasnya ketika diminta mempraktikkan secara langsung, banyak dari mereka yang tidak mampu. Tegasnya, proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah masih belum optimal sehingga perlu ditingkatkan lagi. Hal utama yang menjadi kendala adalah minimnya kesempatan praktik di lapangan.
Diolah dari berbagai sumber
1 Comments
wahhhh saya selaku guru bahasa inggris yang sudah sertifikasi di Madrasah Ibtidaiyah, lalu bagaimana nasib saya dan sertifikasi saya?
ReplyDelete